Aku tidak mengerti bagaimana seseorang bisa mengucapkan cinta dengan mudah. Aku juga tidak mengerti bagaimana cinta bisa sebegitu mudahnya ditunjukkan. Andaikan aku punya rambu untuk menunjukkan rasa cinta, aku akan segera ingin memilikinya. Aku tau aku orang yang rumit, tak banyak orang yg bisa memahami bagaimana pola pikirku bergulir. Bahkan ibu yang mengandung dan melahirkan aku tidak bisa memahami bagaimana sejujurnya aku.
Keresahanku ialah saat aku mulai mencintai seseorang. Aku was was bagaimana kalau nanti dia tidak faham caraku mencintainya. Lalu akhirnya jengah dan pergi begitu saja.
Banyak orang yang bilang kalau aku lemah dalam meresap informasi sekitar. Saat aku berbicara dengan kawan, sering aku tidak di anggap tidak faham dengan obrolan lalu muncullah "kok kamu lemot sih". Lalu kalau aku sedikit tidak merasa enak dengan suatu kejadian yang menimpa, kemudian aku curhat, aku update di media sosial, aku di anggap "kok kamu baperan sih".
Stereotip negatif berteman dekat denganku, yang akhirnya membentukku menjadi pribadi sesuai apa yang dipikirkan kebanyakan kawan. Mungkin karna sifatku yang nggak enakan dan sering merasa bersalah yang membentuk aku jadi pribadi yang mudah terpengaruh dengan omongan orang. Atau mungkin bukan karna terpengaruh, tapi lebih tepatnya karna aku ingin membahagiakan mereka. Susah di fahami bukan?
Buruknya ini, saat sudah mulai eneg. Aku mulai memunculkan sifat jeleku yang "tidak suka di salahkan". Gunanya apa aku membahagiakan mereka? Mereka juga tak butuh dibahagiakan, mereka juga tak butuh aku yang selalu terlihat BODOH. Bukan saatnya lagi selalu terjebak dalam stereotip buruk. Si BODOH ini juga ingin jadi manusia normal yang bisa marah saat di katai BODOH.
Bisa jadi seseorang atau banyak orang nun jauh dan dekat disana jijik dengan tulisan yang ku buat. Karna mereka merasa mengolok olok si bodoh adalah guyonan dan berpikir kalau si BODOH itu LEBAY.
So, aku tidak ingin kalian berhenti menggulirkan guyonan itu, tapi semoga yang dikatai bodoh ini sadar bahwa dia itu BERBEDA. Tak semua orang bahkan orang yg kau anggap paling di sayang bisa memahami bagaimana pola pikir dan hatimu.
Keresahanku ialah saat aku mulai mencintai seseorang. Aku was was bagaimana kalau nanti dia tidak faham caraku mencintainya. Lalu akhirnya jengah dan pergi begitu saja.
Banyak orang yang bilang kalau aku lemah dalam meresap informasi sekitar. Saat aku berbicara dengan kawan, sering aku tidak di anggap tidak faham dengan obrolan lalu muncullah "kok kamu lemot sih". Lalu kalau aku sedikit tidak merasa enak dengan suatu kejadian yang menimpa, kemudian aku curhat, aku update di media sosial, aku di anggap "kok kamu baperan sih".
Stereotip negatif berteman dekat denganku, yang akhirnya membentukku menjadi pribadi sesuai apa yang dipikirkan kebanyakan kawan. Mungkin karna sifatku yang nggak enakan dan sering merasa bersalah yang membentuk aku jadi pribadi yang mudah terpengaruh dengan omongan orang. Atau mungkin bukan karna terpengaruh, tapi lebih tepatnya karna aku ingin membahagiakan mereka. Susah di fahami bukan?
Buruknya ini, saat sudah mulai eneg. Aku mulai memunculkan sifat jeleku yang "tidak suka di salahkan". Gunanya apa aku membahagiakan mereka? Mereka juga tak butuh dibahagiakan, mereka juga tak butuh aku yang selalu terlihat BODOH. Bukan saatnya lagi selalu terjebak dalam stereotip buruk. Si BODOH ini juga ingin jadi manusia normal yang bisa marah saat di katai BODOH.
Bisa jadi seseorang atau banyak orang nun jauh dan dekat disana jijik dengan tulisan yang ku buat. Karna mereka merasa mengolok olok si bodoh adalah guyonan dan berpikir kalau si BODOH itu LEBAY.
So, aku tidak ingin kalian berhenti menggulirkan guyonan itu, tapi semoga yang dikatai bodoh ini sadar bahwa dia itu BERBEDA. Tak semua orang bahkan orang yg kau anggap paling di sayang bisa memahami bagaimana pola pikir dan hatimu.
Komentar
Posting Komentar