Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Netizen Sensitif

Tulisan ini terinspirasi dari seorang teman. Kebetulan si temen ini satu kampus. Kegundahan bermula waktu membuka story what's up dan muncullah story milik si teman ini. Kira kira storynya itu nunjukin kalau dia lagi lancar-lancarnya mencapai sesuatu yang dia inginkan. Dan doi cukup sering share publik tentang kelancaranya itu. Nah, trus kenapa saya jadi gundah? Entah kenapa setelah melihat story tersebut saya jadi berpikir "kenapa ya momen dia yg begitu harus dibuat story? Apa si temen ini ga takut dibilang pamer ya?" Jujur sebenernya saya ikut senang mendengar bahwa segala jalan yang dia inginkan sudah tercapai dan lancar. Tapi sejujurnya lagi, saya khawatir kalau orang lain akan menilai berbeda, yang saya maksud orang-orang yang tidak tau si teman saya ini orangnya gimana akan menilai buruk status yg dia buat. Saya juga termasuk aktif di media sosial dan tidak jarang saya juga pamer kesenangan yang saya rasakan, sama halnya dengan teman saya tadi. Dia sebenarnya h

Bertahan dalam Hujan

Hari ini bisa dibilang adalah hari pertama saya agak serius mencari pekerjaan setelah sarjana. Kenapa agak serius karena surat lamaran dan cv pun disiapinnya mendadak. Jadi begini ceritanya, tempo hari saya diajak sama temen untuk ikutan job fair di UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta). Dalam acara job fair itu ada banyak perusahaan yang nggak saya kenal dan beberapa saya tau itu jenis perusahaan apa. Dari beberapa perusahaan yang saya tau ini, saya rasa tidak ada yg cocok dengan kemampuan saya sbg orang yg masih suka sama dunia pertelevisian dan perfilman. Yaa, meksipun banyak yg bilang bahwa kerja itu ga harus sesuai kamu kemarin sekolah apa, tp menurutku itu salah, karna akan sia-sia kuliah saya nanti kalau nggak dapet kerja sesuai dengan apa yg saya tempuh saat kuliah. Nah, ini juga berhubungan dengan job fair di UMS tadi, sebenarnya saya nggak antusias sama acara itu, tapi karena penasaran job fair itu modelnya seperti apa dan atas asas ikut-ikutan temen jadilah saya memutusk

Melihat Dari Sisi Lain

Kegelisahan ini bermula dari sebuah tempat makan di dekat kampus saya, mahasiswa disini biasa menyebutnya dengan hik jembatan biru. Nah, waktu itu saya dan temen sudah selesai makan malam. Nah, di sana saya bertemu dengan dua pasangan sejoli. Mereka lagi buka-buka instagram. Sedangkan diriku masih asik2nya nonton tv (maklum di kos ga ada tv). Pas lagi enak2nya nonton, salah satu pasangan sejoli ini menyodorkan handphone, si doi bermaksud nunjukin potongan video yg isinya lagu justin bieber berjudul baby yg di rewind. Nah hasil rewind lagu itu sempet bikin saya heran, kenapa? Karena hasil rewind itu nunjukin kalau lirik dari lagu baby jika di rewind/dibalik menghasilkan lirik dengan kalimat yg seperti mantra or whatever is it, kayak nyembah dajjal. Nah yg buat saya kaget, setelah video rewind lagu baby itu di puter, ada tayangan semacam dakwah dari seorang entah itu ustadz atau apa, yg pasti dia pemuka agama. Ustadz itu bilang kalau kita harus hati-hati sama budaya luar, terutama musik