Pada dasarnya semua manusia pasti diciptakan saling membutuhkan dan saling bergantung satu sama lain. Jika bisa ku katakatakan, semua orang punya sebagian masalah yang tidak bisa di selesaikan sendirian. Maka, muncullah manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan. Tak terkecuali manusia dengan tingkat kemandirian yang amat sangat tinggi. Entah kenapa, malam ini aku ingat Ibu, seorang mandiri, wanita kuat dan super sabar, yang sudah membesarkan saya sampai segede ini. Ingatnya pun karena saya butuh uang; masaku sekarang masih bergantung dengan duit orang tua karena tak punya tabungan dan masih bulan pertama kerja; klasik memang. Tapi, terlepas dari semua itu saya yang sudah segede ini, tidak bisa dekat dengan Ibu, saya hanya bercerita seperlunya yang menurut saya itu perlu untuk Ibu saya ketahui; misal pindahan kos, pacar, dan tentu saja uang; dan karena pikiran itu, timbul pertanyaan dalam benak hati terdalam "Ibuk nek ono masalah karo uneg-uneg, cerito nang sopo ya? mosok ayah? koyoke ga mungkin" (Ibu kalau ada masalah cerita ke siapa ya? Ayah? Kayaknya nggak mungkin); kemungkinan cerita ke Ayah itu pasti ada, tapi sepertinya bukan hal yang benar-benar Ibuk rasakan. Terkadang, Ibuk lebih nyaman memendam itu sendiri. Setiap kali pulang, saya selalu melihat Ibuk ada hal yang ingin sekali di bagikan ke saya; tapi lagi-lagi saya tidak bisa bersikap sehangat yang Ibuk inginkan, yang saya lakukan hanya bisa mendoakan dan berbisik dalam hati "Mugo-mugo Ibuk selalu sehat dan selamet" (Semoga Ibu selalu sehat dan selamat).
Terkadang, saya iri dengan anak yang bisa dekat dengan orang tua mereka; dan bisa bercerita dengan terbuka apa saja yang mereka ingin dan sedang mereka lakukan. Apalagi kalau nonton drama dan ceritanya full of family story, udah pasti banyak meweknya. Tapi saya sadar orang tua saya tidak seperti mereka. Beliau punya cara yang berbeda untuk mendekatkan diri dengan anak-anak mereka. Seringkali saya menyadari itu saat mereka sudah berhasil menerapkan apa yang mereka lakukan kepada saya dan hal itu di ulang selama bertahun tahun. Hal itu adalah menghargai apa yang seseorang berikan kepadamu; keluarga adalah orang-orang yang selalu mendukungmu; jangan berdebat hanya karena materi dan duniawi; tiga hal penting yang orang tua ajarkan kepada saya denga caran yang hanya bisa dipahami oleh anak-anak mereka sendiri (hahaha).
Ada suatu saat saya merasa bahwa dalam keluarga saya, satu sama lain tidak ingin tahu bagaimana keadaan masing-masing; seakan mereka cuek dengan bagaimana kehidupan mereka berjalan; dalam kata lain tidak harmonis; tapi hal itu buru-buru tertepis dengan beberapa tindakan dari salah satu dari anggota keluarga kami yang secara tiba-tiba menunjukkan rasa sayang dengan cara yang unik juga. Pastinya kalian paham dengan kejadian ini, saya yakin semua keluarga di dunia ini pernah dan sering mengalami momen mengharukan itu (huhuhu). Menurut saya sekritis apapun keadaan sebuah keluarga, pastilah mereka tak akan pernah kritis menyayangi; pada dasarnya mereka saling sayang dan paham, hanya saja setiap keluarga punya cara masing-masing dalam mengekspresikannya.
Keluarga itu rumah tempat kembali suatu hari nanti, kita tidak mungkin selalu berkeliling mengumpulkan setiap ego dan ambisi, pulanglah jika sudah merasa cukup.
Keluarga itu rumah tempat kembali suatu hari nanti, kita tidak mungkin selalu berkeliling mengumpulkan setiap ego dan ambisi, pulanglah jika sudah merasa cukup.
Komentar
Posting Komentar