Keluhan lagi, sepertinya manusia kayak saya ini ga akan lepas dari namanya keluhan. Jadi bulan lalu, saya dapet tawaran untuk nulis naskah (lagi) di film pendek. Film ini nantinya akan jadi film karya temen saya biar dia bisa lulus dari kampus. Anyways, di kampus saya itu kalau mau menyabet gelar S1 bisa ada dua pilihan, yaitu menyelesaikan skripsi atau buat karya film fiksi/dokumenter/program tv.
Nah temen saya ini, minta tolong buat bikin naskah. Pertama saya meragukan diri saya sendiri apakah bisa nulis naskah lagi?. Temen saya ini percaya sama saya, kalau saya bisa nulis naskah. Oke di ciptakanlah naskah dengan ide cerita dari temen saya. Naskah draft 1 udah jadi, temen saya bilang ada revisi. Cukup lama sih nunggu hasil revisi di kirim ke saya. Dan akhirnya kemarin malam saya menerima naskah hasil revisi dan ternyata udah jadi draft 2 (omooo...). Padahal saya yang nulis naskahnya yak, harusnya setelah saya revisi baru biasa jadi draft 2 (kalau sesuai prosedur)
Ternyata, teman saya dengan sukarela sudah mengubah alur cerita jadi benar2 bagus!. Jujur sebernernya saya agak sakit hati sekaligus tidak enak hati. Sakit hatinya karena temen saya dengan tiba2 mengubah alur tanpa ada obrolan dengan saya sebelumnya. Dan gak enak hatinya saya sudah mengecewakan temen saya. Yaps, dia sudah percaya sama saya dan meluangkan waktu untuk ngobrol dengan soal ide cerita itu. Dan ternyata cerita yang saya buat tidak sesuai dengan ekspetasi dia. Saya kecewa dengan diri saya sendiri.
Tapi, jangan salah. Semua itu ada hikmahnya. Setidaknya saya tahu pada tingkat berapa kemampuan saya menulis naskah film untuk sekarang. Kemampuan saya masih belum cukup untuk dianggap sebagai manusia yg faham mengenai pernaskahan film. Di samping itu, dari cerita tadi saya juga belajar bagaimana jadi orang yang sabar dan tidak tersulut emosi. Jadi pas tau naskah saya di rombak total itu saya bener2 sedih dan rasanya udah ga mau lagi ketemu dan bantuin dia. Tapi saya berusaha mengendalikan emosi dan belajar memahami apa yg temen saya mau.
Setelah wisuda, adalah saat dimana kesabaran, berserah diri, dan usaha maksimal di pertaruhkan. Tentu kalimat ini saya tujukan bagi semua sarjana yang masih menganggur dan tetap berusaha mengejar impiannya. Salam Sarjana!
Nah temen saya ini, minta tolong buat bikin naskah. Pertama saya meragukan diri saya sendiri apakah bisa nulis naskah lagi?. Temen saya ini percaya sama saya, kalau saya bisa nulis naskah. Oke di ciptakanlah naskah dengan ide cerita dari temen saya. Naskah draft 1 udah jadi, temen saya bilang ada revisi. Cukup lama sih nunggu hasil revisi di kirim ke saya. Dan akhirnya kemarin malam saya menerima naskah hasil revisi dan ternyata udah jadi draft 2 (omooo...). Padahal saya yang nulis naskahnya yak, harusnya setelah saya revisi baru biasa jadi draft 2 (kalau sesuai prosedur)
Ternyata, teman saya dengan sukarela sudah mengubah alur cerita jadi benar2 bagus!. Jujur sebernernya saya agak sakit hati sekaligus tidak enak hati. Sakit hatinya karena temen saya dengan tiba2 mengubah alur tanpa ada obrolan dengan saya sebelumnya. Dan gak enak hatinya saya sudah mengecewakan temen saya. Yaps, dia sudah percaya sama saya dan meluangkan waktu untuk ngobrol dengan soal ide cerita itu. Dan ternyata cerita yang saya buat tidak sesuai dengan ekspetasi dia. Saya kecewa dengan diri saya sendiri.
Tapi, jangan salah. Semua itu ada hikmahnya. Setidaknya saya tahu pada tingkat berapa kemampuan saya menulis naskah film untuk sekarang. Kemampuan saya masih belum cukup untuk dianggap sebagai manusia yg faham mengenai pernaskahan film. Di samping itu, dari cerita tadi saya juga belajar bagaimana jadi orang yang sabar dan tidak tersulut emosi. Jadi pas tau naskah saya di rombak total itu saya bener2 sedih dan rasanya udah ga mau lagi ketemu dan bantuin dia. Tapi saya berusaha mengendalikan emosi dan belajar memahami apa yg temen saya mau.
Setelah wisuda, adalah saat dimana kesabaran, berserah diri, dan usaha maksimal di pertaruhkan. Tentu kalimat ini saya tujukan bagi semua sarjana yang masih menganggur dan tetap berusaha mengejar impiannya. Salam Sarjana!
Komentar
Posting Komentar