Dari kejadian buruk, saya jadi tau apa itu nikmatnya hidup. Selama ini saya hanya hidup dalam bayang bayang iri, dengki, dan putus asa. Tapi jika saya membicarakan perasaan kelam ini kepada orang yang tepat, hati saya menjadi tenang. Mereka selalu mengingatkan saya, bahwa wajar manusia membuat satu atau dua kesalahan, wajar manusia memiliki sifat jelek. Tapi, manusia juga berhak menjadi manusia yang baik kok. Dan saya bisa menjadi manusia yang baik. Tentu proses menjadi manusia yang baik butuh perjuangan yang berat. Dari niat baik itu pun, akan banyak cobaan bermunculan. Cobaan itulah yang nanti akan membuat kita merasa sudah gagal dan akhirnya menyerah. Sebaiknya, kalau sudah menghadapi rasa yang sangat buruk seperti itu, berceritalah. Maka semuanya akan baik baik saja. Ketika kita putus asa akan diri kita sendiri, teman bicara adalah obat yang mujarab.
Semua orang punya standar masing-masing dalam hal kebaikan dan keburukan. Semua orang tidak memiliki pendapat yang sama. Yang menyamakan mereka adalah pendapat mayoritas. Setiap kali saya melakukan kebaikan, banyak yang berpendapat bahwa apa yang saya lakukan ini salah. Dari situ, saya mencoba mencari tahu apa yang menurut orang-orang baik secara mayoritas. Kalau teman-teman saya yang merasa dekat dengan saya, mereka pasti akan sangat paham, bahwa saya adalah orang yang sensitif dan pemikir. Apapun yang saya lakukan tidak selalu berdasarkan keinginan saya sendiri, tapi apapun yang saya lakukan apakah akan membawa dampak baik bagi orang terdekat saya. Perbuatan manusia, segalanya pasti selalu berdampak, entah itu baik atau buruk. Tapi, apa yang saya lakukan saya anggap baik, tidak selalu dianggap baik bagi banyak orang. Banyak sekali orang-orang di belakang saya, berbicara buruk tentang saya.
Untuk sekarang dan seterusnya, saya berusaha untuk berpikir ulang atas perbuatan tang akan saya lakukan, supaya orang lain tidak merasa dirugikan secara hati dan fisik. Jika ada orang yang menyarakankan kepada saya "minta maaflah secara langsung", saya tidak bisa karena saya tau seketika itu saya akan menangis karena merasa sangat bersalah atas perbuatan buruk yang sudah saya lakukan, saya lebih suka menulis permintaan maaf. Iya, saya memang pengecut. Sifat ini salah satunya yang akan saya ubah, sedikit demi sedikit. Agar orang lain pun merasa lega. Seperti yang pernah saya katakan "moral dan akal yang baik dapat membentuk hubungan sosial yang menyenangkan"
Komentar
Posting Komentar